A. Jenis
Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa
Berdasarkan jumlah klausa, kalimat bisa dibedakan menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang dibentuk oleh sebuah
klausa. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua
klausa atau lebih. Penentuan jumlah klausa dalam kalimat ditandai oleh adanya
unsur fungsi Subjek (S) dan Predikat (P) sebagai unsur pokok klausa.
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang dibentuk oleh
satu buah klausa, artinya dalam kalimat tersebut hanya terdapat satu subjek
dan predikat. Unsur lain (O,K, dan PEL) bisa ada maupun tidak.
Kalimat tunggal tersebut bisa diklasifikasikan
berdasarkan kategori pengisi predikat (P) maupun ada tidaknya unsur objek.
Dilihat dari katergori pengisi P, kalimat tunggal bisa dikelompokkan menjadi
kalimat nominal (predikatnya kata benda), kalimat adjektival (predikatnya
kata sifat), kalimat verbal (predikatnya kata kerja), kalimat numeral
(predikatnya kata bilangan), kalimat preposisional (predikatnya frasa depan).
Dilihat dari prilaku subjek, kalimat bisa
dikelompokkan menjadi kalimat aktif (subjeknya melakukan perbuatan),
kalimat pasif (subjeknya dikenai pekerjaan), kalimat refleksif atau medial
(jika prilaku subjek ditujukan pada diri sendiri), dan kalimat resiprokal
(jika subjek melakukan perbuatan berulang-ulang)
Dilihat dari ada tidaknya unsur objek, kalimat
tunggal bisa dikelompokkan menjadi kalimat transitif (berobjek) dan
intransitif (tidak berobjek). Kedua jenis itu pun bervariasi.
Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut!
Contoh
:
Jenis kalimat
a. Rizkiati
seorang perawat.
Kalimat
Nominal
S
P
b. Bajunya
biru muda.
Kalimat
Adjektival
S
P
c. Anak
kami tiga.
Kalimat
Numeral
S
P
d. Mereka
sedang ke
Jakarta
kalimat
Preposisional
S
P
e. Bu
Camat sedang berbelanja
Kal.
Verbal Aktif Intransitif
S
P
e. Kebakaranlah
rumah kami
Kal.
Inversi
P
S
f. Pemerintah memasok sembako
ke daerah bencana. Kal. Verbal Aktif Transitif
S
P O
K
g. Faris
sedang mencarikan saudaranya pekerjaan. Kal.
Verbal Aktif dwitransitif
S
P O1
O2
h. Ammar
diberi penghargaan Kalpataru. Kal. Verbal pasif Transitif
S
P
O
i.
Mobil itu dicuci saya.
Kal.
Verbal pasif Transitif
S
P O
i. Mobil
itu saya cuci.
Kal. Verbal
Aktif Transitif
S
O P
j. Aku
menyesali nasibku
kal.
Verbal aktif refleksif-transitif
S
P O
k. Pembeli tawar-menawar
dengan pedagang.
Kal. Verbal Aktif resiprokal
S
P
K
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua
klausa atau lebih. Dilihat dari proses pembentukannya, kalimat majemuk itu
bisa berasal dari proses penggabungan dua klausa atau lebih.
Kalimat majemuk bisa juga berasal dari kalimat tunggal yang salah satu
unsur pembentuknya diperluas sehingga membentuk klausa baru (klausa terikat
atau anak kalimat).
Perbedaan proses pembentukan kalimat majemuk
tersebut menghasilkan dua jenis kalimat majemuk yaitu kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat. Pada kenyataannya, terdapat jenis kalimat
yang merupakan variasi atau gabungan dari kedua jenis kalimat majemuk
tersebut, yaitu kalimat majemuk campuran dan kalimat majemuk rapatan.
a. Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang
teridi atas dua klausa atau lebih, dan kedudukan klausa-klausa pembentuknya
itu setara. Dilihat dari prosesnya, kalimat ini merupakan hasil penggabungan
beberapa buah klausa atau kalimat tunggal.
Contoh 1
Kalimat Tunggal :
Ibu membaca majalah.
Ayah membaca koran.
Toni menonton acara TV.
Kalimat Majemuk Setara (hasil penggabungan):
Ibu membaca majalah, Ayah membaca koran, dan
Toni menonton acara TV.
Contoh kalimat majemuk setara di atas
merupakan hasil penggabungan dari tiga kalimat tunggal. Kedudukan antar
ketiga klausa (yang berasal dari kalimat tunggal) setara. Dilihat dari
hubungan antar klausa, hubungan antar klausa tersebut menyatakan makna
gabungan. Hal itu ditandai dengan penggunaan kata dan.
Contoh 2
Kalimat Tunggal :
Pada set pertama Taufik Hidayat kalah.
Pada set kedua dan ketiga taufik Hidayat
menang.
Kalimat Mejemuk Setara (hasil Penggabungan):
Pada set pertama Taufik Hidayat kalah, tetapi pada
set kedua dan ketiga Taufik Hidayat menang.
Contoh kalimat majemuk setara di atas
merupakan hasil penggabungan dari dua kalimat tunggal. Kedudukan antar kedua
klausa (yang berasal dari kalimat tunggal) setara. Dilihat dari
hubungan antar klausa, hubungan antar klausa tersebut menyatakan makna
pertentangan. Hal itu ditandai dengan penggunaan kata tetapi.
Dilihat dari maknanya, hubungan antar klausa bisa
menyatakan gabungan biasa, pilihan, urutan waktu, menguatkan, dan
pertentangan.
b. Kalimat
Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat berasal dari
kalimat tunggal yang salah satu unsur pembentuknya diperluas sehingga
membentuk klausa baru (klausa terikat atau anak kalimat).
Contoh 1
Kalimat
Tunggal:
Bandang
Haq membantu
saya kemarin.
S
P
O K
Kalimat
Majemuk Bertingkat Hasil Perluasan unsur K (keterangan):
Bandang
Haq membantu
saya ketika Kakek pulang ke Kutoarjo
S
P O
K
_____ _____ _________
S
P K
Contoh 2
Kalimat
Tunggal:
Paman meninggal kemarin
S
P
K
Kalimat
Majemuk Bertingkat:
Paman saya
yang tinggal di Bogor meninggal kemarin.
S
P
K
___ _____ ______
(S)
P K
Contoh 3
Kalimat
Tunggal:
Presiden
menginstruksikan hal itu
S
P
O
Kalimat
Majemuk Bertingkat:
Presiden menginstruksikan
bahwa persoalan sampah harus diselesaikan
S
P
O
___________ __________
S
P
Kalimat majemuk bertingkat bisa saja berasal dari penggabungan beberapa
klausa, tetapi hubungan antar klausa tersebut tidak setara.
Contoh 2:
Kalimat
Tunggal:
Ketua
partai itu menyatakan
kebanggaannya.
S
P
O
Partainya masih memperoleh
hampir 14 juta suara
S
P
O
Suara itu dihitung ulang.
S
P
Kalimat
Majemuk Bertingkat (Hasil Penggabungan)
Ketua
partai itu menyatakan
kebanggaannya
S
P O
karena
partainya masih memperoleh hampir 14 juta suara
K
________ _______________ _________________
S
P
O
setelah
suara itu dihitung ulang.
K
_______ ____________
S
P
Pola
kalimat majemuk tersebut adalah S P O K
_________
S P
O K
S P
|
Selasa, 07 Februari 2012
Kalimat majemuk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar